Senin, 09 Februari 2015

Asa di Situs Gunung Padang







Cianjur – Untuk pertama kalinya upacara hari kemerdekaan Indonesia dilakukan para peneliti situs Megalitikum Gunung Padang bersama TNI dan warga sekitar, di Puncak Gunung Padang atau teras lima Gunung Padang, Cianjur, Minggu (17/8/2014).

“Pengibaran bendera Merah Putih yang pertama kali di Situs Gunung Padang diharapkan menjadi awal berkibarnya kejayaan Merah Putih, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” ucap Ketua Tim Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.

Upacara HUT Kemerdeaan bertepatan waktunya dengan dimulai kembali penelitian yang sempat terhenti. Selain itu, tujuan pelaksaan pengibaran Merah Putih di puncak situs adalah untuk memberi motivasi dan semangat terkait proses penelitian lanjutan yang terus dilakukan.
 












Konstruksi Arsitektur Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)


Selain para peneliti, sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur melakukan bakti sosial di Kampung Gunung Padang dan membentu pembersihan semak di Gunung Padang, dalam rangka lanjutan penelitian.

“ini adalah salah satu bentuk rasa cinta kami terhadap bangsa dan negara dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-69. Biasanya kami melaksanakan upacara di markas. Namun, karena bersamaan dengan acara bakti sosial selama dua minggu di Kampung Gunung Padang, tidak ada salahnya kami memperingati dengan para peneliti yang kebetulan juga sedang meneliti dan warga sekitar,” tutur Letkol Andi.

“Harapan kami khususnya TNI bisa lebih jaya dan situs yang merupakan warisan leluhur ini tetap lestari. Mudah-mudahan situs dengan luas 29 hektare bisa lebih menyejahterakan masyarakat sekitar dan menjadi ikon bangsa Indonesia,” ujarnya.

Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang


Penemuan Baru
Situs Gunung Padang merupakan kado spesial bagi HUT RI ke 69, karena bukti-bukti yang menguatkan kesimpulan di awal penelitian Tim Katastrofi Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), bahwa situs megalitikum Gunung Padang merupakan monumen leluhur kita yang usianya lebih tua dari situs Machu Picu di Peru.

“Siapa yang pernah menyangka 16 Agustus 2014, enam tahun setelah gambar imaginer di bawah Machu Pichu raksasa yang dipublikasikan oleh Pon S. Purajatnika dari Tim Arsitekur TTRM, kini menjadi fakta yang meyakinkan,” kata insiator TTRM, Andi Arief (Minggu, 17/8)

Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar mengatakan Situs Gunung Padang merupakan salah satu bangunan purbakala terbesar di dunia. Semoga hasil riset ini dapat menambah kepercayaan diri dan motivasi dalam mengisi kemerdekaan,” tulis Ali dalam rilis-nya Minggu (17/8/2014).
Ali mengatakan situs Gunung Padang memiliki luas 29 hektar dengan tinggi 220 meter. Sebagai perbandingan, tinggi piramida di Mesir sekitar 150 meter. Situs Gunung Padang dibangun atau dihuni selama beberapa periode. “Salah satu periode penghunian yang terungkap di Gunung Padang adalah
dari tahun 5200 Sebelum Masehi. Sebagai perbandingan, usia piramida di Mesir sekitar 2500 sebelum Masehi,” lanjutnya.

“Para peneliti yang seluruhnya berasal dari Indonesia memproklamirkan situs Gunung Padang sebagai monumen peradaban terbesar di dunia,” imbuh Ali. Ali mengatakan situs Gunung Padang akan menjadi situs yang luar biasa. Bahkan melampaui situs Candi Borobudur. Hal itu senada dengan apa yang diucapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh.

Indonesia Pernah Besar
Bangsa ini pernah menjadi bangsa dengan peradaban besar di masa lalu. Dengan momentum Hari Kemerdekaan dan penemuan situs ini, kita raih kembali kegemilangan seperti yang pernah dicapai para leluhur bangsa. “Kini saatnya anak bangsa yang berperan”, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.

Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur – Jawa Barat

M Nuh mengklaim situs Gunung Padang nantinya akan menjadi obyek wisata yang lebih hebat. Situs Gunung Padang dinilainya sebagai temuan yang sangat mengagumkan. Situs Gunung Padang sudah ditemukan sejak 2.500 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu sudah ada tanda-tanda sebuah peradaban manusia di Gunung Padang. Padahal, saat itu masih jauh sebelum peradaban manusia setelah Masehi muncul.

Tim nasional untuk mengelola Gunung Padang ini sudah dibentuk. Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur, dan TNI Angkatan Darat.

Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata. Targetnya, penyelesaian tahap kedua riset situs Gunung Padang akan selesai tahun ini. Sedangkan secara keseluruhan ditargetkan selesai 4 hingga 5 tahun ke depan.

“Semoga ini jadi temuan yang sangat mengagumkan,” harapnya.

Situs Gunung Padang merupakan salah satu program yang menggunakan dana abadi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Pengerjaannya sudah melewati tahap riset dan pembersihan kawasan. Saat ini, riset Gunung Padang sudah masuk pada tahapan ekskavasi, yaitu pembuangan lapisan-lapisan tanah. Targetnya, tahap kedua tersebut akan selesai tahun ini. Anggaran yang akan digunakan hingga penyelesaian tahap kedua sebesar Rp 3 miliar.

Dana itu untuk ekskavasi Situs Megalitikum Gunung Padang. “Untuk membuka lapisan pembersihan,” ujarnya.

Sejak 2012, Gunung Padang telah menjadi lahan riset penelitian sejumlah tim peneliti yang terdiri atas ahli geologi dan arkeologi. Saat ini, menurut Nuh, tahap pertama riset sudah selesai, dan akan mulai memasuki tahap kedua, yaitu pembersihan situs. Kemendikbud akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat untuk tahap pembersihan.

Ia berharap tahap ini dapat selesai Oktober mendatang, saat presiden akan mengunjungi Gunung Padang. Seusai pembersihan, situs megalitikum yang terletak di Cianjur ini akan dikembangkan sebagai kawasan wisata. Proses ini diperkirakan akan selesai sekitar empat atau lima tahun ke depan.



Ada yang bilang, Indonesia adalah Benua Atlantis yang hilang 


ATLANTIS digambarkan sebagai peradaban dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi.Konon,Pesawat Terbang,Pendingin ruangan,batu baterai,dll telah ada pada masa itu

Benua Atlantis – Mitos tentang benua Atlantis memang sangat menarik sekali terutama bagi para penjelajah dan peneliti (ilmuwan) ataupun para pakar dari berbagai bidang. Misteri peradaban Atlantis bermula dari seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus. Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara. Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Garis besar kisah pada buku tersebut bahwa Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak cemerlang dan megah.


Benua Atlantis yang digambarkan oleh Plato adalah suatu dunia tropis, yang punya banyak hutan, sungai, dan pohon buah-buahan. Teori Plato menerangkan bahwa kemudian Atlantis hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. 


Konotasi Atlantis tidak harus mengacu kepada Samudera Atlantik. Tetapi berdasarkan lingkungan kesejarahan dan geografis, para ahli akhirnya berkonsentrasi mencari Atlantis di sekitar Laut Tengah, antara Libia dan Turki yang dikenal sebagai Asia pada waktu itu. Sebelum seorang Profesor yang bernama Santos berargumen bahwa Atlantis adalah Sundaland (Indonesia), pendapat yang paling banyak diterima adalah bahwa negeri itu ada di tengah-tengah Samudera Atlantis sendiri, yaitu di Kepulauan Azores milik Portugal yang berada 1.500 km sebelah barat pantai Portugal. Namun tidak ada bukti arkeologis yang mengukuhkan pendapat ini. Profesor Santos sendiri melakukan penelitian selama 30 tahun tentang peradaban benua Atlantis, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato‘s Lost Civilization (2005).

Jika dibaca dari sepenggal kisah diatas maka Atlantis adalah merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu menjadikannya bangsa yang besar dan sangat makmur. Tetapi apakah itu hanya sebuah cerita untuk pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti-bukti yang kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada di bumi ini???

Menurut perhitungan versi Plato tenggelamnya Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam. Plato mengatakan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis ia juga menekankan bahwa hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.


Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu sekarang???

Keajaiban telah banyak terjadi ketika usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar ada. Berikut misteri-misteri itu terangkum :

Di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca dan tembus pandang hingga ke dasar laut. Di dasar laut terlihat oleh beberapa penyelam ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun oleh orang-orang Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu wujud peradaban kerajaan Atlantis?


Apapun misteri itu apapun cerita menyangkut tentang Benua Atlantis tapi sangat jelas mitos tersebut telah menjadi cerita dunia yang sangat memukau

Situs Gunung padang ini sebenarnya cukup vital buat bangsa kita. Terlepas dari teknologi canggih kuno yg ada di dalemnya. Situs ini merupakan pendukung hipotesis bahwa Indonesia adalah “PUSAT PERADABAN DUNIA”. 


Beberapa terasnya yg paling dalam setelah dilakukan carbon dating di lab Miami amerika, ternyata mencapai usia lebih tua dari 14.000 tahun SM. Dari bbrp sumber Ada yg menyebutkan sampai puluhan ribu tahun. Artinya ada sebuah peradaban yg sangat pintar dan tertua di seluruh dunia yg dimulai dari bangsa ini.

Kenapa disebut peradaban pintar? Karena ada beberapa teknologi yg ada di sana, salah satunya yg plg sederhana adalah semen purbanya, yang melekatkan antar batu tersebut. (Jd nda pake putih telor sprt yg diceritakan di buku sejarah SD dll, dan daya tahannya sampai belasan dan puluh ribu tahun. Semen kita jaman modern ga sampai selama itu kekuatannya).


Ada hipotesis kedua bahwa gunung padang ini dipakai bukan untuk pemujaan atau kuburan. Tapi dipakai untuk menghitung penanggalan galaksi dan kebencanaan (seperti pada bangunan stonehedge, piramida inca/maya). Dilihat dari posisinya yg sangat unik, dan terkoneksinya beberapa aliran sungai bawah tanah kuno dibawahnya. Karena usia bangunannya yg lebih tua, muncul pertanyaan apakah peradaban maya/inca yg sangat terkenal dengan penanggalannya, belajar dr nusantara? Dilihat dari beberapa kemiripan bentuk bangunan, ciri2 fisik bangsa maya/ inca dgn penduduk lokal di Jawa Barat, dan kata Inca yg juga ada di bahasa sunda, yg bisa berarti pindah. Inca=incah (sunda) = berpindah (indo). Apakah bangsa inca adalah bangsa lokal yg berpindah ke tempat lain? Hipotesis ini akan terjawab seiring waktu.. hehehe


Buat saya pribadi yg paling penting dan yg paling berharga bukan bangunanya saja, bukan teknologi ancientnya, bukan sejarahnya. Tapi sebuah kesadaran akan INDENTITAS BANGSA dan KEBANGGAN (pride) bangsa kita. Karena sebagian besar rakyat kita masih merasa minder dgn bangsanya sendiri. Mengagung-agungkan budaya dan kreasi bangsa lain. Mindset pasca kolonialisme yg tertanam kuat. Dan falsifikasi sejarah bahwa bangsa ini adalah bangsa yg bodoh, malas dan terjajah.


Bayangkan apa yg terjadi, apabila benar jika di Indonesia dahulu memang benar pusat peradaban dunia?? Tidakkah kita bangga? Tidakkah kita sedikit bisa menegakkan kepala percaya diri, dr sekian lama menunduk minder? Tidakkah kita semakin cinta dan bersemangat membangun bangsa ini??


Karena SEJARAH SELALU BERULANG.

Bangsa ini bisa menjadi besar dan kembali menjadi pusat peradaban dunia, jika MINDSET akan bangsa ini benar. Kita punya segala yg dibutuhkan. SDA dan SDM yg melimpah. Bahan tambang, orang2 pintar menumpuk di bangsa ini. Lihat sejarah dunia, jerman, jepang, amerika, india, betapa hebatnya mereka membangun industrinya dgn segala kondisinya. Maka kita pun harusnya BISA!

Mindset/ doktrin inilah yg wajib dihidupkan kembali dan dilindungi segenap bangsa. Dan semua bisa dimulai dengan salah satunya penguakan sejarah seperti situs gunung padang ini. Semoga mencerahkan.. :D




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar